Dimas, adalah seorang
anak laki-laki yang berhasil bangkit dari kerpurukan hidup yang menyakitkan.
Sebenarnya, ia lahir dari keluarga yang berkecukupan. Bahkan dapat dibilang
serba ada. Hidup berkecukupan dan semua keinginan dapa dengan mudah terpenuhi.
Namun, semua itu sirna saat perusahaan milik ayahnya mengalami kebangkrutan.
Semua harta benda yang dimiliki ludes untuk menutupi perusahaan ayahnya. Yang
tersisa hanyalah sebidang tanah kecil dengan gubuk sederhana.
Keluarga dengan enam
orang anak ini harus tinggal di gubuk sederhana itu. Tapi apa boleh buat? Hanya
itu yang mereka miliki saat itu. Walaupun mengalami keterpurukkan ekonomi,
Dimas dan saudara-saudaranya tetap melanjutkan sekolahnya. Jarak dari rumah ke
sekolah cukup jauh, sekitar 20 km. Jadi, mau tidak mau Dimas dan adik-adiknya
harus naik kendaraan agar bisa sampai ke sekolah.
Saat ada uang, hal
tersebut tidak menjadi masalah. Namun jika tidak ada uang mereka hanya bisa
berjalan kaki. Atau mereka menumpang pada mobil-mobil terbuka yang mereka
temui.
Saat sudah di jenjang
SMA, Dimas memutar otak agar tetap dapat melanjutkan sekolah. Menjadi kuli di
pasar serta mengumpulkan barang-barang bekas pun dilakukan Dimas agar
mendapatkan uang.
Karena semua itu
belum mencukupi,. Karena tergiur dengan keuntungan besar, Dimas pun beralih ke
pekerjaan yang lain. Yaitu menjadi pengedar ganja secara kecil-kecilan. Hal ini
memang dapat mencukupi kebutuhan sekolahnya. Bahkan dapat membiayai
kehidupannya sehari-hari.
Suatu ketika, ayah
Dimas menemukan barang haram tersebut di dalam tas Dimas. Betapa terkejutnya
beliau melihat barang tersebut ada di dalam tas anaknya. Dimaspun tak kalah
terkejutnya melihat sang ayah menemukan barang tersebut.
“ayah kecewa sama
kamu, Dimas.” Begitu kata ayahnya dengan penuh kekesalan.
“Dimas sekolah dari
situ yah, Dimas ga pernah nuntut ini itu dari ayah, tapi dari situlah Dimas
membiayai hidup Dimas yah.”
Dengan penuh miris
ayahnya pun diam.
Walaupun hasil
menjadi “pengedar” cukup besar. Namun Dimas tidak berlarut dalam lingkaran
setan tersebut.
Setelah lulus SMA,
Dimas mengikuti seleksi untuk bersekolah dengan beasiswa penuh. Akhirnya ia
lolos dan melanjutkan pendidikannya di luar kota selama 3 tahun.
Dengan ilmu yang ia
miliki, Dimas mendapatkan pekerjaan yang layak dan dapat menghidupi
keluarganya. Dan sekarang, ia hidup berkecukupan dan tidak kekurangan seperti
masa kecilnya dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar