Jumat, 05 April 2013

secuil kisah kecil

Dimas, adalah seorang anak laki-laki yang berhasil bangkit dari kerpurukan hidup yang menyakitkan. Sebenarnya, ia lahir dari keluarga yang berkecukupan. Bahkan dapat dibilang serba ada. Hidup berkecukupan dan semua keinginan dapa dengan mudah terpenuhi. Namun, semua itu sirna saat perusahaan milik ayahnya mengalami kebangkrutan. Semua harta benda yang dimiliki ludes untuk menutupi perusahaan ayahnya. Yang tersisa hanyalah sebidang tanah kecil dengan gubuk sederhana.
Keluarga dengan enam orang anak ini harus tinggal di gubuk sederhana itu. Tapi apa boleh buat? Hanya itu yang mereka miliki saat itu. Walaupun mengalami keterpurukkan ekonomi, Dimas dan saudara-saudaranya tetap melanjutkan sekolahnya. Jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh, sekitar 20 km. Jadi, mau tidak mau Dimas dan adik-adiknya harus naik kendaraan agar bisa sampai ke sekolah.
Saat ada uang, hal tersebut tidak menjadi masalah. Namun jika tidak ada uang mereka hanya bisa berjalan kaki. Atau mereka menumpang pada mobil-mobil terbuka yang mereka temui.
Saat sudah di jenjang SMA, Dimas memutar otak agar tetap dapat melanjutkan sekolah. Menjadi kuli di pasar serta mengumpulkan barang-barang bekas pun dilakukan Dimas agar mendapatkan uang.
Karena semua itu belum mencukupi,. Karena tergiur dengan keuntungan besar, Dimas pun beralih ke pekerjaan yang lain. Yaitu menjadi pengedar ganja secara kecil-kecilan. Hal ini memang dapat mencukupi kebutuhan sekolahnya. Bahkan dapat membiayai kehidupannya sehari-hari.
Suatu ketika, ayah Dimas menemukan barang haram tersebut di dalam tas Dimas. Betapa terkejutnya beliau melihat barang tersebut ada di dalam tas anaknya. Dimaspun tak kalah terkejutnya melihat sang ayah menemukan barang tersebut.
“ayah kecewa sama kamu, Dimas.” Begitu kata ayahnya dengan penuh kekesalan.
“Dimas sekolah dari situ yah, Dimas ga pernah nuntut ini itu dari ayah, tapi dari situlah Dimas membiayai hidup Dimas yah.”
Dengan penuh miris ayahnya pun diam.
Walaupun hasil menjadi “pengedar” cukup besar. Namun Dimas tidak berlarut dalam lingkaran setan tersebut.
Setelah lulus SMA, Dimas mengikuti seleksi untuk bersekolah dengan beasiswa penuh. Akhirnya ia lolos dan melanjutkan pendidikannya di luar kota selama 3 tahun.
Dengan ilmu yang ia miliki, Dimas mendapatkan pekerjaan yang layak dan dapat menghidupi keluarganya. Dan sekarang, ia hidup berkecukupan dan tidak kekurangan seperti masa kecilnya dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar