AKUNTANSI KEUANGAN
Akuntansi
Keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan penyiapan
laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor,
pemasok, serta pemerintah. Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi
keuangan adalah persamaan akuntansi (Aktiva = Kewajiban + Modal).
Akuntansi
keuangan berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu
perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala dari
hasil pencatatan tersebut. Laporan ini yang disusun untuk kepentingan
umum dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk menilai prestasi
manajer atau dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan
terhadap para pemegang saham.
Hal penting dari akuntansi keuangan
adalah adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan
aturan-aturan yang harus digunakan didalam pengukuran dan penyajian
laporan keuangan untuk kepentingan eksternal. Dengan demikian,
diharapkan pemakai dan penyusun laporan keuangan dapat berkomunikasi
melalui laporan keuangan ini, sebab mereka menggunakan acuan yang sama
yaitu SAK. SAK ini mulai diterapkan di Indonesia pada 1994, menggantikan
Prinsip-prinsi Akuntansi Indonesia tahun 1984.
Pengertian akuntansi
menurut American Accounting Association adalah “Accounting as the
process identifiying, measuring, and communicating economic information
to permit informed judgements and decisions by users of the information”
(Wilopo, 2005 : 9).
Informasi ekonomi adalah informasi yang
berkaitan dengan berbagai situasi yang melibatkan keterbatasan sumber
daya. Proses akuntansi ini diakhiri dengan tersedianya laporan keuangan.
Definisi akuntansi menurut AICPA:
“Accounting is the art of recording, classifying, and summarizing in a
significant manner and in terms of money, transaction and events which
are in part at least, of a financial character, and interpreting the results
thereof”.
Menurut
Scott (2003 : 6) The environment of accounting is both very complex and
very challenging. It is complex because the product of accounting is
information – a powerful and important comodity.
Sedangkan menurut
Kieso (2002 : 2), akuntansi bisa didefinisikan secara tepat dengan
menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi:
(1)
pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan
tentang (2) entitas ekonomi kepada (3) pemakai yang berkepentingan.
Karakteristik-karakteristik ini telah dipakai untuk menjelaskan
akuntansi selama beratus-ratus tahun. Namun, dalam 30 tahun terakhir
entitas ekonomi telah berubah secara signifikan baik dari segi ukuran
maupun komplekstitas, dan pemakai yang berkepentingan juga telah
bertambah secara substansial baik dari segi jumlah maupun keragaman.
FASB mendefinisikan akuntansi secara umum adalah :
“Accounting is the body knowledge and functions concered with
systematic originating, recording, classifying, processing, summerizing,
analyzing, interpreting and supplying of dependable and significant
information covering, transaction, and event wich are, in part at least, of
financial character, required for the management and operation of an entity
and for report that have to be submitted there on to meet fiduciary and
other responsibilities”.
Definisi
selanjutnya terdapat pada APB No. 4 yang dapat menjelaskan akuntansi
sebagai suatu aktivitas jasa yang memiliki fungsi menyediakan informasi
kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang satuan-satuan
ekonomi yang dapat bermanfaat dalam menetapkan pilihan-pilihan yang
logis diantara berbagai tindakan alternatif. Definisi tersebut adalah :
“Accounting is a service activity. Its function is to provide quantitative
information, primarily financial in nature, about economics entities that is
intended to be useful in making economic decision, in making reasons
choices among alternatives course of action”.
Dan
dapat disimpulkan bahwa a) akuntansi menyediakan jasa yang penting di
dalam lingkungan bisnis untuk membantu pengambilan keputusan alokasi
sumber daya yang terbatas; b) informasi yang disediakan akuntansi
bersifat kuantitatif yang dapat digunakan dengan evaluasi kualitatif
dalam pengambilan keputusan ekonomi; c) meskipun akuntansi melaporkan
apa yang telah terjadi tetapi berguna untuk pengambilan keputusan di
masa mendatang (Smith, Skousen, dan Stice, 1997).
Sejarah akuntansi
menggambarkan kronologis proses akuntansi yang panjang (Hendriksen, 1992
: 51-52). Akuntansi bukanlah sesuatu yang baru di dunia bisnis. Pada
awalnya akuntansi berhubungan dengan kebutuhan informasi bagi manajemen,
dan bukan bagi pemilik modal atau investor. Akuntansi lebih digunakan
oleh manajemen untuk mempertanggungjawabkan hasil pengolahan usaha yang
dipercayakan kepadanya.
2.1.2. Informasi Akuntansi
Belkaoui
(2000) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif
tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan
ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan diantara alternatif-alternatif
tindakan. Penggunaan informasi akuntansi itu untuk perencanaan
strategis, pengawasan manajemen dan pengawasan operasional (Anthony,
1965; Simons, 1991).
Informasi akuntansi pada dasarnya bersifat
keuangan dan terutama digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan,
pengawasan dan impelemntasi keputusan-keputusan perusahaan (Arnold and
Hope, 1990). Agar data keuangan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh
pihak internal maupun eksternal perusahaan, maka data tersebut harus
disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai. Informasi akuntansi digolongkan
menjadi tiga jenis yaitu (a) informasi operasi; (b) informasi akuntansi
manajemen; dan (c) informasi akuntansi keuangan (Anthony & Reece;
1989:5).
a. Informasi Operasi
Informasi ini menyediakan data
mentah bagi informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi
manajemen. Informasi operasi yang terdapat pada perusahaan manufaktur
antara lain: informasi produksi; informasi pembelian dan pemakaian bahan
baku; informasi penggajian; informasi penjualan; dan lain-lain
(Mulyadi, 1995 : 15).
b. Informasi Akuntansi Manajemen
Menurut
Anthony dan Reece (1989 : 6) informasi akuntansi yang khusus ditujukan
untuk kepentingan manajemen disebut informasi akuntansi manajemen.
Informasi ini digunakan dalam tiga fungsi manajemen, yaitu:
(1)
perencanaan; (2) implementasi; (3) pengendalian. Informasi akunatnsi
manajemen ini dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi keuangan yang
disebut akuntansi manajemen (Mulyadi, 1995 ; Hansen & Mowen, 2005).
Informasi akuntansi manajemen ini disajikan kepada manajemen perusahaan
dalam berbagai laporan, seperti anggaran, laporan penjualan, laporan
biaya produksi, laporan biaya menurut pusat pertanggungjawaban, laporan
biaya menurut aktivitas, dan lain-lain.
c. Informasi Akuntansi Keuangan
Informasi akuntansi keuangan digunakan baik oleh manajer maupun
pihak eksternal perusahaan, dengan tujuan untuk menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 2001).
Informasi
akuntansi keuangan untuk pihak luar disajikan dalam laporan keuangan
yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan
posisi keuangan. Pihak luar yang menggunakan laporan keuangan meliputi
pemegang saham, kreditur, badan atau lembaga pemerintah, dan masyarakat
umum dimana masing-masing pihak tersebut mempunyai kepentingan yang
berbeda. Informasi ini disajikan dan disusun berdasarkan aturan dasar
yang dinamakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Standar akuntansi
keuangan tersebut dipakai untuk menyusun laporan keuangan. Laporan
keuangan untuk pihak luar menyajikan suatu gambaran menyeluruh tentang
kondisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi. Pihak manajemen
memerlukan informasi akuntansi keuangan yang lebih rinci (Mulyadi, 1995 ;
Hansen & Mowen, 2005).
Holmes dan Nicholls (1989) menjelaskan
bahwa kekurangan informasi akuntansi dalam manajemen perusahaan dapat
membahayakan operasional perusahaan. Kondisi keuangan yang memburuk dan
kekurangan catatan akuntansi akan membatasi akses untuk memperoleh
informasi yang diperlukan, sehingga akan menyebabkan kegagalan
perusahaan. Oleh karena itu penggunaan informasi akuntansi berpengaruh
terhadap perencanaan dan pengendalian perusahaan (Roberts, Dunne, dan
Ezell ; 1980).
Beberapa penelitian lain mengungkapkan bahwa
kelemahan keuangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi merupakan salah
satu alasan utama kegagalan perusahaan kecil dan menengah (Peterson,
Kometsky & Ridgway, 1993; Monk, 2000). Kekurangan catatan akuntansi
akan menimbulkan masalah perpajakan atau institusi pemerintah lainnya,
dan juga menyulitkan manajer perusahaan untuk mengukur prestasi
perusahaan. Wichman (1983) menjelaskan bahwa kapabilitas akuntansi
merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan
perusahaan kecil dan menengah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
penggunaan informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah menurut
Holmes dan Nicholls (1988) antara lain pengetahuan akuntansi, skala
usaha, jenis usaha dan pengalaman usaha.
Holmes dan Nicholls (1988)
mengklasifikasikan informasi akuntansi dalam tiga jenis yang berbeda
menurut manfaatnya bagi para pemakai, yaitu: a) statutory accounting
information, merupakan informasi yang harus disiapkan sesuai dengan
peraturan yang ada; b) budgetary information, yaitu informasi akuntansi
yang disajikan dalam bentuk anggaran yang berguna bagi pihak internal
dalam perencanaan, penilaian dan pengambilan keputusan dan c) additional
accounting information, yaitu informasi akuntansi lain yang disiapkan
perusahaan guna meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer.
Konsep informasi akuntansi Holmes dan Nicholls inilah yang digunakan
dalam penelitian ini, karena konsep informasi akuntansi Holmes dan
Nicholls mencakup seluruh informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh
perusahaan.
Menurut Cushing dan Romney (1994 : 2) informasi agar
dapat bermanfaat harus memenuhi beberapa kriteria. Informasi harus dapat
diandalkan (reliable), relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dimengerti
dan dapat diuji. Dapat diandalkan berarti bebas dari kesalahan atau
bias, harus pula menunjukkan kejadian atau aktivitas perusahaan secara
tepat. Relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat bagi
pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang berbeda satu sama
lainnya. Tepat waktu berarti informasi tersebut harus datang tepat
waktu, karena informasi yang usang tidak berguna bagi pengambilan
keputusan. Lengkap berarti informasi tersebut memuat seluruh data yang
relevan. Informasi tersebut dapat dimengerti jika disajikan dalam bentuk
yang bermanfaat dan dapat dicerna oleh pemakai. Informasi tersebut
dapat diuji berarti dua orang yang independen dapat memproduksi
informasi yang sama.
Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh pihak
manajemen perusahaan mempunyai beberapa karakteristik kualitatif yang
harus dimiliki. Karakteristikkarakteristik kualitatif tersebut akan
membedakan informasi yang bermanfaat dengan informasi yang kurang
bermanfaat bagi penggunanya. Dalam pemilihan metode akuntansi yang akan
digunakan perusahaan, karakteristik-karakteristik tersebut haruslah
menjadi salah satu dasar pertimbangan pemilihan metode akuntansi yang
akan digunakan. Menurut Statement of Financial Accounting (SFAC) No. 2
karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi adalah sebagai berikut
:
1. Relevan maksudnya adalah kapasitas informasi yang dapat
mendorong suatu keputusan apabila dimanfaatkan oleh pemakai untuk
kepentingan memprediksi hasil di masa depan yang berdasarkan kejadian
waktu lalu dan sekarang. Ada tiga karakteristik utama yaitu:
a)
Ketepatan waktu (timeliness), yaitu informasi yang siap digunakan para
pemakai sebelum kehilangan makna dan kapasitas dalam pengambilan
keputusan;
b) Nilai prediktif (predictive value), yaitu informasi
dapat membantu pemakai dalam membuat prediksi tentang hasil akhir dari
kejadian yang lalu, sekarang dan masa depan;
c) Umpan balik
(feedback value), yaitu kualitas informasi yang memngkinkan pemakai
dapat mengkonfirmasikan ekspektasinya yang telah terjadi di masa lalu.
2.
Reliable, maksudnya adalah kualitas informasi yang dijamin bebas dari
kesalahan dan penyimpangan atau bias serta telah dinilai dan disajikan
secara layak sesuai dengan tujuannya. Reliable mempunyai tiga
karakteristik utama yaitu:
a.Dapat diperiksa (veriviability), yaitu
konsensus dalam pilihan pengukuran akuntansi yang dapat dinilai melalui
kemampuannya untuk meyakinkan bahwa apakah informasi yang disajikan
berdasarkan metode tertentu memberikan hasil yang sama apabila
diverivikasi dengan metode yang sama oleh pihak independen;
b.Kejujuran
penyajian (representation faithfulness), yaitu adanya kecocokan antara
angka dan diskripsi akunatnsi serta sumber-sumbernya;
c.Netralitas
(neutrality), informasi akuntansi yang netral diperuntukkan bagi
kebutuhan umum para pemakai dan terlepas dari anggapan mengenai
kebutuhan tertentu dan keinginan tertrentu para pemakai khusus
informasi.
3. Daya Banding (comparability), informasi akuntansi yang
dapat dibandingkan menyajikan kesamaan dan perbedaan yang timbul dari
kesamaan dasar dan perbedaan dasar dalam perusahaan dan transaksinya dan
tidak semata-mata dari perbedaan perlakuan akuntansinya.
4.
Konsistensi (consistency), yaitu keseragaman dalam penetapan
kebijaksanaan dan prosedur akuntansi yang tidak berubah dari periode ke
periode.
2.1.3. Pengetahuan Akuntansi
Pengetahuan akuntansi
sangat diperlukan oleh manajer atau pemilik perusahaan dalam menjalankan
operasional perusahaan. Motivasi untuk mempelajari tentang pengetahuan
akuntansi akan meningkatkan pemahaman manajer atau pemilik dalam
menerapkan akuntansi dalam perusahaan (Bedard dan Chi, 1993; Libby,
1993; Spilker, 1995).
Pengetahuan akuntansi dalam penelitian ini
terdiri dari pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.
Pengetahuan deklaratif merupakan pengetahuan tentang fakta-fakta dan
berdasarkan konsep, contohnya: kas adalah bagian dari current assets;
pengetahuan ini memudahkan dalam analisis rasio, sedangkan pengetahuan
prosedural merupakan pengetahuan yang konsisten dengan aturan-aturan
(Bonner dan Walker, 1994; Spilker, 1995). Pengetahuan deklaratif
biasanya tergantung dari instruksi yang ada, sedangkan pengetahuan
prosedural biasanya tergantung pada pengalaman (Spilker, 1995).
Dalam
beberapa penelitian, pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural
dapat meningkatkan kinerja (performance). Bonner et al. (1992)
menyatakan bahwa pengetahuan deklaratif berkorelasi positif dengan
isu-isu perpajakan dan bahwa dengan pengukuran pengetahuan deklaratif
dan pengetahuan prosedural mempunyai korelasi positif dengan kuantitas
dan kualitas isu-isu yang sudah teridentifikasi. Bonner dan Walker
(1994) juga menyatakan bahwa pengetahuan prosedural mempunyai hubungan
positif terhadap kinerja.
Pengetahuan manajer atau pemilik yang
rendah menyebabkan banyak perusahaan kecil dan menengah menggunakan jasa
Konsultan atau Akuntan Publik dalam penyediaan informasi akuntansi
(Wichman, 1983; Holmes dan Nicholls, 1988).
AKUNTANSI MANAJEMEN
1. Pengertian Akuntansi Manajemen
Akuntansi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia usaha, mulai dari
badan usaha kecil yang tidak mencari keuntungan sampai pada perusahaan
besar yang mencari keuntungan membutuhkan informasi akuntansi yang
digunakan sebagai alat perencanaan, pengawasan maupun sebagai dasar
pengambilan keputusan. Dilihat dari pengertian akuntansi itu sendiri
mempunyai banyak definisi seperti yang selama ini dikenal. Hal ini
karena luasnya ruang lingkup dari kegiatan akuntansi akibatnya antara
definisi yang satu dengan definisi yang lainnya terdapat perbedaan
penekanannya. Walaupun demikian definisi-definisi terebut telah
memberikan pengertian definisi akuntansi yang menekankan fungsi
akuntansi sebagai sumber informasi.
Di pandang dari segi aspek informasi menurut R.A. Supriyono (1993, hal.18) akuntansi dapat didefinisikan sebagai berikut :
"Akuntansi
adalah aktivitas yang menghasilkan jasa yaitu berfungsi menyajikan
informasi kuantitatif yang pada dasarnya bersifat keuangan dari suatu
satuan usaha atau organisasi tertentu, informasi tersebut akan dapat
dipakai oleh pihak eksternal maupun pihak internal untuk pengambilan
keputusan dengan memilih beberapa alternatif”.
Definisi di atas
menjelaskan tentang fungsi akuntansi sebagai sumber informasi keuangan
yang dibutuhkan oleh pihak eksternal untuk pengambilan keputusan, dan
informasi keuangan tersebut digunakan oleh pihak internal untuk
pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif.
Akuntansi
manajemen timbul karena akibat adanya kebutuhan akan informasi akuntansi
yang dapat membantu manajemen dalam memimpin suatu perusahaan yang
semakin besar dan semakin kompleks. Akuntansi manajemen merupakan suatu
sistem informasi yang mana dengan informasi ini manajemen dapat
mengambil keputusan-keputusan dalam hal memimpin selia mengendalikan
kegiatan-kegiatan perusahaan. Seorang manajer harus dapat menjabarkan
teori manajemen dan teori-teori lainnya dalam bentuk angka-angka yang
nyata, sehingga manajemen dapat menganalisa dan menginterprestasikan
angka-angka tersebut dalam rangka pengambilan keputusan. Dengan demikian
pengertian lain dari akuntansi manajemen adalah bagaimana menggunakan
data yang tersedia untuk tujuan pengambilan keputusan.
Dalam rangka
pengambilan keputusan manajemen harus mempertimbangkan tindakan-tindakan
alternatif. Oleh karena itu akuntan manajemen harus menyediakan
data-data yang cukup lengkap tentang perhitungan masing-masing
altematif, dan yang akan dipilih tentunya altematif yang memberikan
keuntungan lebih besar bagi perusahaan. Dalam hal ini akuntan manajemen
akan mencatat dan mengwnpulkan data-data yang ada di perusahaan baik
data moneter maupun non moneter dan juga data-data di luar perusahaan,
sehingga apabila manajer membutuhkan data yang dimaksud dapat dengan
segera dipenuhi.
Dalam akuntansi manajemen, informasi atau laporan
yang sudah daluwarsa tidak berguna lagi, laporan yang ada pada waktunya
meskipun tidak komplit lebih baik dari laporan yang lengkap tetapi telah
daluwarsa. Pentingnya laporan yang aktual ini terutama untuk melakukan
tindakan koreksi yang harus dilaksanakan sebelurn kesalahan-kesalahan
menjadi serius.
a. Definisi Akuntansi Manajemen
Perkembangan
yang pesat di bidang akuntansi manajemen pada dasawarsa terakhir,
mendorong para pakar dan teoritis akuntansi baik perorangan maupun dalam
wadah lembaga akuntansi untuk merumuskan definisi akuntansi manajemen.
Definisi akuntansi manajemen dan profesi akuntansi manajemen ini masa
yang akan datang.
Karena belum adanya kesepakatan yang umum diterima
mengenai definisi manajemen, maka penulis mencoba mengutip definisi
akuntansi manajemen dari beberapa teoritikus akuntansi baik perorangan
maupun lembaga akuntansi.
Menurut Charles T. Homgren (1993, hal.4) definisi akuntansi manajemen diartikan sebagai berikut :
"Akuntansi
manajemen (Management Accounting) adalah proses identifIkasi,
pengukuran, akumulasi, analisa, penyiapan, penafsiran, dan komunikasi
tentang informasi yang membantu masing-masing eksekutif untuk memenuhi
tujuan organisasi".
Definisi akuntansi manajemen di atas menjelaskan
bahwa informasi yang disajikan akuntansi manajemen harus relevan,
artinya informasi tersebut harus sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Untuk menghasilkan informasi yang relevan dan jelas harus melalui proses
identifIkasi, pengukuran, akumulasi, analisa, penafsiran dan kemudian
dilaporkan kepada manajer yang bersangkutan, sehingga manajer tersebut
dapat mengambil keputusan dengan tepat.
Definisi akuntansi manajemen
yang mempunyai lingkup luas diberikan oleh Management Accounting
Practices (MAP) Comite yang dibentuk oleh National Association of
Accountants (NAA) seperti yang dikutip RA Supriyono (1993, hal.8) yang
berbunyi sebagai berikut :
" Akuntansi manajemen adalah proses
identifikasi, pengukuran, pengumpulan, analisis, penyiapan, dan
komunikasi informasi finansial yang digunakan oleh manajemen untuk
perencanaan, evaluasi, pengendalian dalam suatu organisasi, serta untuk
menjamin ketepatan penggunaan sumber-sumber dan pertanggungjawaban atas
sumber-sumber tersebut. Akuntansi manajemen juga meliputi penyiapan
laporan finansial untuk kelompok-kelompok non manajemen seperti misalnya
para pemegang saham, para kreditur, lembaga-lembaga pengaturan, dan
penguasa perpajakan".
Definisi akuntansi manajemen di atas merupakan
definisi akuntansi manajemen yang seharusnya ada atau apa yang
dicita-citakan (nonnatif) dan tidak menjelaskan tentang akuntansi
manajemen yang ada sekarang (positif). Akuntansi manajemen menurut
komite MAP tidak hanya menyediakan infonnasi untuk pihak inter
perusahaan tetapi juga untuk para ekstem. Informasi finansial yang telah
diidentifikasikan dan dianalisis oleh akuntan manajemen digunakan oleh
manajemen untuk perencanaan, evaluasi, pengendalian dan sebagai
pertanggungjawaban atas penggunaan sumber-sumber yang ada dalam
perusahaan.
Definisi akuntansi manajemen yang ada sekarang (positif)
dikembangkan oleh sebuah lembaga profesi yang sangat berpengaruh di
Amerika Serikat yaitu American Accounting Association (AAA).Definisi
akuntansi manajemen dituangkan dalam bentuk suatu pernyataan dalam
American Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT), seperti yang
dikutip oleh RA Supriono (1987, hal.20) berbunyi sebagai berikut :
"Akuntansi
Manajemen adalah penerapan teknik-teknik dan konsep-konsep yang tepat
dalam pengolahan data ekonomi historikal dan yang diproyeksikan dari
suatu satuan usaha untuk membantu manajemen dalam menyusun rencana untuk
tujuan-tujuan ekonomi yang rasional dan dalam membuat
keputusan-keputusan rasional dengan suatu pandangan ke arab pencapaian
tujuan tersebut".
b. Jenis Informasi Akuntansi Manajemen
Informasi
yang digunakan manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan adalah
informasi akuntansi manajemen dan merupakan informasi yang utama yang
dimiliki perusahaan. Informasi akuntansi manajemen terutama digunakan
oleh pimpinan perusahaan di dalam menunjang pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen khususnya fungi perencanaan dan pengawasan.
Menurut Mas'ud Macfoedz (1990, hal.17) jenis-jenis informasi akuntansi manajemen adalah sebagai berikut :
1. Akuntansi biaya penuh (full cost accounting)
2. Akuntansi biaya diferensial (differential accounting)
3. Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting)
Informasi
akuntansi manajemen dapat dihubungkan dengan tiga hal objek informasi,
altematif yang akan dipilih dan wewenang manajer. informasi akuntansi
manajemen dihubungkan dengan objek informasi, seperti produk,
departemen, dan aktivitas perusahaan maka akan dihasilkan konsep
informasi akuntansi penuh. Jika informasi akuntansi manajeinen
dihubungkan dengatl alternatif yang akan dipilih, maka akan dihasilkan
konsep infonnasi akuntansi diferensial, yang sangat diperlukan oleh
manajemen dalam pengambilan keputusan pemilihan altematif. Jika
informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki
oleh manajer, maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi
pertanggungjawaban, yang terutama manfaat untuk mempengaruhi perilaku
manusia dalam organisasi.
Berikut ini penulis mencoba menjelaskan
secara ringkas mengenai jenis-jenis informasi akuntansi manajemen dan
manfaatnya sebagai berikut :
1. Akuntansi biaya penuh (full cost accounting)
Akuntansi
biaya penuh merupakan keseluruban biaya yang dibebankan pada setiap
produk, segmen dan devisi baik itu biaya langsung maupun biaya tidak
langsung. Pengertian biaya yang ini adalah keseluruhan biaya yang dapat
ditelusuri manfaatnya pada produk yang bersangkutan, sedangkan biaya
tidak langsung merupakan biaya gabungan untuk memproduksi beberapa macam
produk.
Akutansi biaya penuh dapat dibedakan menjadi dua bagian
yaitu biaya penuh historis (historical cost) dan biaya penuh masa yang
akan datang (future estimate). Biaya penuh historis terutama digunakan
untuk menyajikan laporan keuangan perusahaan baik itu neraca maupun
perubahan posisi keuangan. Di samping itu biaya penuh juga digunakan
untuk menilai prestasi manajer yang memimpin perusahaan, sedangkan biaya
penult masa yang akan datang terutama digunakan untuk semua tipe
perencanaan baik itu perencanaan jangka panjang maupun perencanaan
jangka pendek atau sering juga disebut pembuatan program yaitu keputusan
tentang langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Biaya penuh masa yang akan datang juga digunakan untuk
menetapkan berapa harga penjualan normal yang dikehendaki perusahaan
supaya perusahaan tidak mengalami kerugian. Sebagai contoh, PT. ANDO
membeli komponen kipas angin sebesar Rp. 15.000,- dan untuk merakit
kipas angin tersebut diperlukan biaya-biaya sebagai berikut : Upah
tenaga kerja Rp. 2.000,- biaya material (suku cadang) sebesar Rp.
3.000,- serta biaya operasi sebesar Rp. 5.000,- (termasuk biaya tetap),
maka biaya penuh dari kipas angin tersebut adalah Rp. 25.000,-.
2. Akuntansi biaya diferensial (differential accounting)
Akuntansi
biaya diferensial hanya digunakan untuk memilih salah satu alternatif
dari alternatif yang ada untuk dijadikan menjadi keputusan perusahaan
pada masa yang akan datang. Jadi informasi yang digunakan dalam
akuntansi diferensial adalah informasi masa mendatang (future estimate),
dan informasi tersebut merupakan informasi mengenai perbedaan diantara
alternatif yang dihadapi para pembuat keputusan. Jadi tidak ada
informasi akuntansi diferensial yang bersifat
3. Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting)
Informasi
akuntansi pertanggungjawaban merupakan cara yang ditempuh oleh top
manajemen untuk membagi organisasi menjadi segmen-segmen tertentu,
dimana masing-masing segmen mempunyai otonomi untuk mengatur pusat
pertanggungjawaban, dengan cara demikian diharapkan pencapaian tujuan
organisasi secara keseluruhan akan cepat tercapai. Pada umumnya
pembentukan pusat pertanggungjawaban erat kaitannya dengan adanya
tujuan/sasaran tertentu yang ingin dicapai organisasi.
2. Pedoman Penyajian Laporan Akuntansi Manajemen
Untuk
menyajikan laporan yang efektif untuk manajemen intern. Akuntan
manajemen hendaknya menggunakan pedoman/prinsip yang umum dalam membuat
laporannya. Adapun pedoman pelaporan akuntansi manajemen menurut James
D. Wilkinson dan John B. Campbell (1993 hal.550) tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Harus Diterapkan Konsep "Pertanggungjawaban".
2. Sedapat Mungkin Harus Diterapkan Prinsip "Pengecualian".
3. Secara Umum, Angka-angka Harus Dapat Diperbandingkan.
4. Sejauh yang Dapat Dilaksanakan Data harus Semakin Ringkas untuk Jenjang Pimpinan yang Semakin Tinggi.
5. Laporan-laporan pada Umumnya harus Mencakup Komentar- komentar Interpretatif atau yang Jelas dengan Sendirinya.
Untuk
lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan pedoman pelaporan akuntansi
manajemen seperti yang disebut di atas melalui penjelasan yang sangat
singkat, yaitu sebagai berikut :
1. Harus Diterapkan Konsep pertanggungjawaban
Laporan
akuntansi manajemen sedapat mungkin harus mengungkapkan konsep
pertanggungjawaban dari masing-masing bagian organisasi, sehingga
prestasi dari masing-masing bagian (departemen) tersebut dapat diukur.
Artinya setiap bagian organisasi harus menyusun laporan internnya.
2. Sedapat Mungkin Hams Diterapkaan Prinsip pengecualian
Laporan
akuntansi manajemen sedapat mungkin harus diterapkan prinsip
pengecualian yaitu pelaporan harus dibedakan antara hal-hal yang
berjalan dengan semestinya dengan hal-hat yang perlu mendapat perhatian,
artinya laporan harus lebih menonjol operasi-operasi yang menyimpang
dari keadaan yang biasa. Misalnya hanya pengeluaran biaya yang melebihi
anggaran di atas 5% saja yang dilaporkan.
3. Secara Umum, Angka-angka Harus Dapat Diperbandingan
Laporan
harns dapat diperbandingkan artinya pelaksanaan yang sebenarnya
dibandingkan dengan anggaran standar, atau pelaksanaan yang lalu,
sehingga tingkat kemajuan organisasi dapat di ukur .
4. Data harus ringkas
Sejauh
yang dapat dilaksanakan, data harus semakin ringkas untuk jenjang
pimpinan yang semakin tinggi. Pimpinan perusahaan biasanya mempunyai
waktu yang terbatas untuk membaca laporan akuntan manajemen, maka
akuntan manajemen dalam membuat laporan sedapat mungkin harus ringkas,
sehingga pimpinan dapat memahaminya dalam waktu singkat.
5. Laporan harus memuat komentar-komentar
Karena
laporan akuntansi manajemen menggunakan bahasa teknis akuntansi, maka
akuntan manajemen sedapat mungkin harus memuat komentar-komentar
singkat, misalnya menjelaskan tentang sebab terjadinya masalah, serta
menunjukkan tindakan yang harus diambil untuk memperbaiki kondisi yang
menyimpang.
Prinsip pelaporan seperti yang telah dijelaskan di
atas merupakan dasar dari suatu sistem pelaporan yang baik. Selain itu
dari kelima prinsip tersebut, ada faktor-faktor yang dapat membantu
untuk menghasilkan laporan intern yang baik menurut James D. Wilson dan
John B. Campbell (1993, hal.552), yaitu:
1. Laporan Harus Tepat waktu.
2. Laporan Harus Sederhana dan Jelas.
3. Laporan Harus Dinyatakan dalam Bahasa dan Istilah yang Dikenal oleh Pimpinan yang akan Memakainya.
4. Informasi Harus Disajikan dalam Urutan yang Logis.
5. Laporan Harus Akurat.
6. Bentuk Penyajian Harus Disesuaikan dengan Pimpinan yang akan Menggunakanya.
7. Selalu Distandardisasikan, Apabila Mungkin.
8. Rancangan Laporan Harus Mencerminkan Sudut Pandangan Pimpinan.
9. Laporan Harus Berguna.
10. Biaya Penyiapan Laporan Harus Dipertimbangkan.
11. Perhatian yang Diberikan untuk Penyiapan Laporan Harus Sebanding dengan Manfaatnya.
3. Laporan Intern Manajemen
Setiap
perusahaan senantiasa berusaha untuk menciptakan sistem pelaporan yang
baik dan tepat sesuai dengan sifat dan ukuran besarnya perusahaan,
karena sistem pelaporan yang ada dalam suatu perusahaan belum tentu
cocok dengan perusahaan lain. Laporan intern manajemen merupakan laporan
jalannya operasi perusahaan, yaitu dengan membandingkan antara data
sebenarnya dengan anggaran, sehingga kalau terjadi penyimpangan yang
merugikan perusahaan dapat dengan segera mengambil tindakan yang
korektif.
Berikut ini disajikan suatu iktisar dari laporan-laporan intern yang digunakan dalam perusahaan, yaitu sebagai berikut :
a. Laporan harian
Laporan harian merupakan ikhtisar pelaksanaan operasi perusahaan sehari-hari, antara lain :
1) Laporan mengenai order yang diterima;
2) Laporan mengenai faktur penjualan yang dibuka;
3) Laporan mengenai mesin yang menanggur;
4) Laporan operasi;
5) Laporan jumlah pegawai harian;
6) Laporan biaya overhead.
b. Laporan mingguan
1) Laporan mengenai order penjualan yang belum dipenuhi;
2) Laporan mengenai pemborosan bahan;
3) Laporan mengenai biaya overhead untuk setiap departemen.
c. Laporan bulanan
Laporan
bulanan merupakan laporan ikhtisar pelaksanaan operasi perusahaan dalam
jangka waktu satu bulan. Jadi setiap bulan diterbitkan satu laporan
yang menginformasikan hasil yang telah dicapai perusahaan pada bulan
tersebut. Laporan bulanan ini terdiri dari :
1) Laporan analisa laba kotor (gross profit analyst);
2) Laporan biaya produksi;
3) Laporan laea rugi;
4) Laporan penyimpangan biaya bahan;
5) Laporan penjualan.
4. Konsep Biaya Untuk Pengambilan Keputusan
Para
manajer selalu dihadapi pada masalah pengambilan keputusan diantara dua
altematif atau lebih. Data-data yang tersedia dalam suatu perusahaan
cukup banyak, dan tidaklah mungkin semua data biaya ini relevan dengan
berbagai altematif dalam suatu pengambilan keputusan. Oleh karena itu
tidak semua biaya harus dilaporkan kepada manajemen untuk bertujuan
pengambilan keputusan.
Sehubungan dengan konsep biaya untuk tujuan
pengambilan keputusan seorang manajer harus menggunakan konsep biaya
yang berbeda terhadap pengambilan keputusan yang berbeda. Oleh karena
itu konsep sangat penting untuk tujuan pengambilan keputusan. Biaya
relevan telah didefinisikan oleh Mulyadi (1989, hal.16) yaitu sebagai
berikut:
"Biaya relevan adalah biaya masa yang akan datang yang
diperkirakan akan berbeda atau terpengaruh oleh suatu pengambilan
keputusan pemilihan diantara berbagai macam altematif'.
Definisi
tersebut menjelaskan bahwa orientasi dari akuntansi manajemen adalah
data yang akan datang. Data historis hanya digunakan untuk merumuskan
ramalan kejadian yang mungkin terjadinya pada masa yang datang. Jadi
konsep biaya yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan adalah
biaya-biaya relevan. Seorang akuntan manajemen harus dapat membedakan
mana biaya relevan dan mana biaya yang tidak relevan, sehingga keputusan
yang diambil tidak merugikan perusahaan.
Dalam proses pengambilan
keputusan peranan akuntan manajemen adalah sebagai pengumpul dan
pengolahan data-data yang relevan termasuk biaya-biaya relevan yang akan
digunakan pimpinan perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Apabila biaya yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang berbeda
pada setiap alternatif yang akan dipilh maka biaya tersebut adalah
biaya relevan, tetapi suatu biaya menjadi tidak relevan apabila biaya
itu sama untuk semua alternatif yang sedang dianalisa.
5. Penerapan Akuntansi Manajemen Dalam Proses Pengambilan Keputusan Jangka Pendek
Nilai
dari sebuah infomlasi dalam proses pengambilan keputusan adalah sangat
berharga, karena hanya dengan informasi yang baik dan benar seorang
manajer dapat mengambil keputusan yang dapat memberikan keuntungan bagi
perusahaan pada masa yang akan datang. Pada umumnya pengambilan
keputusan akan lebih baik jika didasarkan atas analisa dan penilaian
yang cermat dari pada keputusan yang hanya didasarkan atas instuisi.
Informasi kuantitatif merupakan informasi yang berkaitan dengan fakta
yang dapat dikuantitatifkan satuannya, misalnya mengenai berat, panjang,
isi, luas, dan lain-lian. Sedangkan informasi kuantitatif merupakan
informasi yang tidak dapat diukur dalam bentuk satuan, misalnya berita-
berita di majalah, surat kabar, percakapan (dialog), dan lain-lain.
Informasi
akuntansi biasanya dinyatakan dengan sambil uang, misalnya persediaan
bahan baku Rp.50.000,-. Informasi bukan akuntansi dapat berupa umur,
pengalaman kerja, jumlah karyawan, penggantian direktur, dan lain-lain.
Informasi
operasi merupakan sumber informasi akuntansi yakni, sebagai
penyedia data-data yang diperlukan dalam penyusutan laporan keuangan
dan laporan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan menghasilkan
informasi untuk pihak ekstem dalam bentuk laporan keuangan dan akuntansi
manajemen memberikan informasi untuk manajemen.
Seperti yang telah
penulis uraikan sebelumnya bahwa akuntansi manajemen terdiri dari
akuntansi biaya penuh, akuntansi differensial, dan akuntansi
pertanggungjawaban. Dalam konteks ini penulis hanya membahas mengenai
akuntansi differensial tentang pengambilan keputusan pemilihan beberapa
altematif, khususnya keputusan jangka pendek. Biasanya proses
pengambilan keputusan jangka pendek tidak memerlukan waktu yang lama
karena informasi yang tersedia cukup lengkap (full infonnation). Dalam
hal ini seorang akuntan manajemen harus mempunyai keahlian dari wawasan
yang luas dalam bidang akuntansi manajemen, sehingga informasi yang
tersedia di perusahaan dapat dianalisa dengan tepat dan relevan dengan
masalah yang dihadapi, dengan tujuan keputusan yang diambil manajer
tidak merugikan perusahaan.
Definisi akuntansi manajemen menurut Chartered Institute of Management Accountant (1994:30)
yaitu:
Penyatuan
bagian manajemen yang mencakup, penyajian dan penafsiran informasi yang
digunakan untuk perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan
pengendalian, pembuatan keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya,
pengungkapan kepada pemilik dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja,
pengamanan asset.
Bagian integral dari manajemen yang berkaitan
dengan proses identifikasi penyajian dan interpretasi/penafsiran atas
informasi yang berguna untuk:
* Merumuskan strategi.
* Proses perencanaan dan pengendalian.
* Pengambilan keputusan.
* Optimalisasi keputusan.
* Pengungkapan pemegang saham dan pihak luar.
* Pengungkapan entitas organisasi bagi karyawan.
* Perlindungan atas asset organisasi.
Sejarah Perkembangan Akuntansi Manajemen Sektor Publik
Akuntansi
sektor publik pada dasarnya dipengaruhi perkembangan pemikiran
manajemen. Perkembangan pemikiran ini tidak terlepas dari knowledge
management. Knowledge management ini sendiri mempengaruhi peran daripada
akuntansi manajemen. Pada dasarnya, akuntansi manajemen ini lebih
didasari oleh praktik:
* Factory Accounting.
* Budgeting.
* Cost Accounting.
Proses Akuntansi Manajemen
Proses akuntansi manajemen dapat dikembangkan dengan berbagai metode, antara lain:
* Flatening struktur manajemen merupakan proses penyederhanaan struktur.
* Menggunakan cross fungsional team merupakan proses saling isi menurut keahlian dan kekuatan antara tim yang terlibat.
* Menyampaikan informasi secara cepat dan tepat merupakan teknik penyaringan informasi yang relevan.
* Pendelegasian kuasa kepada tenaga kerja merupakan teknik pengembangan kekuatan tim melalui pemberian kepercayaan.
Peran dan Tujuan Akuntansi Manajemen Sektor Publik
Peran
utama akuntansi manajemen dalam organisasi sektor pulik adalah
memberikan informasi akuntansi yang relevan dan handal kepada manajer
untuk melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi.
Tuntutan mengenai perlunya pengendalian atas berbagai kegiatan
pemerintah, khususnya yang berimplikasi uang, dari waktu ke waktu
semakin meningkat. Hal ini terjadi akibat praktik KKN di waktu yang lalu
tidak saja telah mengakibatkan berkurangnya percepatan pembangunan,
melainkan juga telah menimbulkan kesenjangan baik antara wilayah, sektor
dan golongan serta merugikan khususnya bagi lapisan masyarakat bawah.
Peran fundamental akuntansi manajemen di organisasi sektor publik adalah
membantu manajer/pimpinan dengan informasi akuntansi yang dibutuhkan
agar fungsi perencanaan dan pengendalian dapat dilakukan.
Secara rinci, tujuan umum tersebut dapat diturunkan menjadi:
* Membantu manajemen memformulasi kebijakan organisasi.
* Membantu manajemen dalam proses perencanaan organisasi.
* Membantu manajemen dalam mengendalikan operasi/kegiatan organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar